Aktris Hollywood sekaligus mantan model, Halle Berry, mencurahkan isi hatinya pasca menerima Piala Oscar pada 2002 silam. Kala itu, Halle Berry membuat sejarah dengan menjadi orang Afrika Amerika pertama yang memenangkan nominasi Best Actrees diAcademy Award. Penghargaan tersebut ia terima berkat perannya dalam film "Monster's Ball".
Namun, kemenangan itu justru membuatnya resah. Hal hal yang terjadi selanjutnya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Dalam sebuah wawancara baru baru ini denganVariety yang dilansir , Berry berbicara bahwa Hollywood tidak benar benar mendobrak tradisi setelah kemenangannya.
Ia mengatakan, kemenangannya tidak membawa para aktris kulit berwarna untuk memenangkan nominasi yang sama. "Saya pikir itu terutama karena tidak ada tempat untuk orang seperti saya," ujar Berry. Berry melanjutkan, "Saya pikir, 'Oh, semua skenario hebat ini akan datang kepada saya; sutradara hebat ini akan menghampiri saya."
Runner up Miss USA 1986 itu menyebut, apa yang ia harapkan tidak terjadi. Keadaan justru menjadi sedikit lebih sulit. "Mereka menyebutnya kutukan Oscar. Anda diharapkan tampil dalam penampilan yang layak penghargaan," tuturnya.
Hampir dua dekade setelah Berry berlinang air mata di panggung Academy Award 2002. Saat itu, dia mengatakan kemenangannya adalah momen yang sangat besar untuk setiap wanita yang memiliki kulit berwarna. Sayangnya, semenjak itu, Berry kecewa.
Dia tetap menjadi satu satunya wanita kulit berwarna yang meraih Piala Oscar. "Saya pikir Cynthia Erivo (pemeran film 'Harriet') akan mendapatkannya tahun lalu. Saya pikir Ruth Negga (yang dinominasikan sebagai Aktris Terbaik di Oscar 2016) memiliki kesempatan yang bagus juga," kata Berry. "Saya pikir ada wanita yang seharusnya, bisa dibilang, patut mendapatkannya."
"Saya berharap mereka akan mendapatkannya, tetapi mengapa tidak terjadi, saya tidak punya jawabannya," imbuhnya. Hal tersebut membawa emosi yang saling bertentangan bagi Berry. Wanita berusia 54 tahun itu menyatakan, kemenangannya di Oscar 2002 adalah 'patah hati terbesar' baginya.
"Itu adalah salah satu patah hati terbesar saya." "Keesokan paginya, saya berpikir, 'Wow, saya dipilih untuk mendobrak (tradisi)'. Dan kemudian, tidak ada siapa pun…" ungkapnya. Berry melanjutkan, dirinya sempat berpikir, apakah ajang Academy Award adalah momen yang penting bagi semua orang, atau penting untuk dirinya sendiri.
Menurutnya, dia mulanya percaya bahwa meraih Piala Oscar adalah hal yang menakjubkan, apalagi ketika dia menjadi wanita Afrika Amerika pertama yang memenangkan nominasi Best Actrees. Namun, hal itu berubah saat dia mengetahui bahwa tidak ada wanita kulit berwarna selanjutnya yang menjadi penerusnya. Meskipun kecewa, bukan berarti Berry berhenti di dunia seni peran.
Beberapa waktu lalu, dia muncul dalam franchise blockbuster , seperti "X Men" dan "John Wick". Berry mengatakan, dirinya tidak akan pernah berhenti berjuang untuk bermain peran. Kini, pemeran Catwoman itu sedang melebarkan karirnya sebagai sutradara.
Ibu dua anak tersebut menyutradarai film "Bruised". "Bruised" menceritakan tentang seorang petarung wanita MMA. Dia juga turut bermain dalam film itu.
Bagi Berry, jalan barunya kini adalah hal yang dia cintai. "Sebagai sutradara, saya memiliki peran dalam totalitas setiap divisi," katanya. "Saya bisa bersuara. Itu berbeda, dan saya sangat menyukainya," imbuh Berry.